Perbandingan Sistem Parlementer dan Presidensial – Sistem pemerintahan merupakan kerangka utama dalam mengatur kekuasaan di suatu negara. Di dunia, dua sistem pemerintahan yang paling umum digunakan adalah sistem parlementer dan sistem presidensial. Keduanya memiliki karakteristik yang berbeda dalam hal pembagian kekuasaan, hubungan antara eksekutif dan legislatif, serta stabilitas pemerintahan.
Melalui artikel ini, kita akan membahas secara rinci perbandingan sistem parlementer dan presidensial, termasuk kelebihan, kekurangan, serta negara-negara yang mengadopsinya.
Perbandingan Sistem Parlementer dan Presidensial

Pengertian Sistem Parlementer
Sistem parlementer adalah sistem pemerintahan di mana eksekutif (perdana menteri dan kabinet) berasal dari dan bertanggung jawab kepada legislatif (parlemen). Dalam sistem ini, kepala negara dan kepala pemerintahan adalah dua tokoh yang berbeda.
-
Contoh Negara: Inggris, India, Malaysia, Jepang
-
Ciri Khas: Kepala pemerintahan (Perdana Menteri) dipilih dari partai mayoritas di parlemen
Pengertian Sistem Presidensial
Sistem presidensial adalah sistem di mana presiden memegang kekuasaan sebagai kepala negara sekaligus kepala pemerintahan. Presiden dipilih langsung oleh rakyat dan tidak bergantung pada dukungan parlemen untuk tetap menjabat.
-
Contoh Negara: Amerika Serikat, Indonesia, Brasil, Filipina
-
Ciri Khas: Pemisahan tegas antara kekuasaan eksekutif, legislatif, dan yudikatif
Perbandingan Sistem Parlementer dan Presidensial
Aspek | Sistem Parlementer | Sistem Presidensial |
---|---|---|
Kepala Negara | Dipisah dari kepala pemerintahan (biasanya raja atau presiden simbolik) | Menjadi kepala negara dan kepala pemerintahan |
Pemilihan Eksekutif | Perdana Menteri dipilih oleh parlemen | Presiden dipilih langsung oleh rakyat |
Hubungan Eksekutif dan Legislatif | Saling terkait dan bergantung | Terpisah secara tegas |
Masa Jabatan | Tidak tetap, tergantung kepercayaan parlemen | Tetap, sesuai periode yang ditentukan konstitusi |
Pemberhentian Eksekutif | Melalui mosi tidak percaya dari parlemen | Melalui proses impeachment |
Pembentukan Kabinet | Dari anggota parlemen | Dapat dari luar parlemen |
Stabilitas Politik | Bisa berubah-ubah tergantung koalisi | Cenderung stabil karena masa jabatan tetap |
Kelebihan dan Kekurangan Sistem Parlementer
โ Kelebihan:
-
Responsif terhadap dinamika politik: Pemerintah bisa diganti dengan cepat jika kehilangan dukungan mayoritas
-
Efisiensi dalam pengambilan keputusan: Karena eksekutif dan legislatif berada dalam satu alur
-
Koalisi yang fleksibel: Memungkinkan berbagai partai bekerja sama membentuk pemerintahan
๐ซ Kekurangan:
-
Kurangnya stabilitas: Pemerintah bisa jatuh kapan saja jika kehilangan dukungan
-
Dominasi parlemen: Eksekutif kurang independen
-
Risiko koalisi rapuh: Perpecahan internal bisa memicu krisis politik
Kelebihan dan Kekurangan Sistem Presidensial
โ Kelebihan:
-
Stabilitas pemerintahan: Masa jabatan tetap dan independensi presiden
-
Keseimbangan kekuasaan: Pemisahan yang jelas antara legislatif dan eksekutif
-
Keterwakilan langsung: Presiden dipilih langsung oleh rakyat
๐ซ Kekurangan:
-
Potensi deadlock politik: Jika presiden dan parlemen berasal dari kubu politik berbeda
-
Sulitnya pemberhentian presiden: Impeachment memerlukan prosedur panjang
-
Tertutupnya akses pengaruh publik dalam proses eksekutif: Karena presiden tidak harus mengikuti suara parlemen
Studi Kasus: Inggris vs Amerika Serikat
-
Inggris (Parlementer):
Perdana Menteri dapat diganti kapan saja jika tidak lagi didukung mayoritas di House of Commons. Misalnya, pergantian dari Boris Johnson ke Liz Truss, lalu ke Rishi Sunak terjadi dalam waktu singkat akibat dinamika internal partai. -
Amerika Serikat (Presidensial):
Presiden Joe Biden tetap menjabat selama masa jabatan 4 tahun, terlepas dari dinamika politik di Kongres. Hal ini memberikan stabilitas tetapi juga berisiko menghadirkan kebuntuan bila Kongres didominasi oposisi.
Sistem Presidensial-Parlementer: Kombinasi?
Beberapa negara seperti Perancis dan Rusia menerapkan sistem campuran (semi-presidensial), di mana ada presiden yang kuat sekaligus perdana menteri yang menjalankan pemerintahan sehari-hari. Ini memberikan keseimbangan, tetapi juga bisa menimbulkan konflik kewenangan jika tidak diatur dengan jelas.
Indonesia: Presidensial dengan Nuansa Parlementer?
Secara konstitusi, Indonesia menganut sistem presidensial, tetapi dalam praktiknya, terdapat elemen-elemen parlementer seperti:
-
Koalisi antarpartai dalam pemerintahan
-
Pembentukan kabinet berdasarkan kesepakatan politik
-
Mekanisme pengawasan DPR yang aktif terhadap presiden
Hal ini mencerminkan adaptasi sistem presidensial terhadap realitas politik multipartai, yang jika dikelola dengan baik, justru memperkuat demokrasi.
Kesimpulan
Perbandingan sistem parlementer dan presidensial menunjukkan bahwa tidak ada sistem yang sempurna. Setiap sistem memiliki keunggulan dan kelemahan yang harus dipahami dan disesuaikan dengan konteks budaya, sejarah, dan struktur masyarakat masing-masing negara.
Penting bagi masyarakat, khususnya generasi muda, untuk memahami perbedaan ini agar lebih bijak dalam menilai dinamika politik dan arah pemerintahan. Apapun sistemnya, yang terpenting adalah bagaimana ia mampu menjamin akuntabilitas, stabilitas, dan partisipasi publik secara adil dan transparan.